Beranda | Artikel
Keutamaan Nabi Dawud
17 jam lalu

Keutamaan Nabi Dawud adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 4 Muharram 1447 H / 30 Juni 2025 M.

Kajian Tentang Keutamaan Nabi Dawud

Nabi Dawud memberikan kepada kita contoh-contoh yang sangat indah dalam hal ‘ubūdiyah (penghambaan/ibadah kepada Allah).

Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman dalam Surah Saba’ ayat 13:

ٱعْمَلُوا۟ ءَالَ دَاوُۥدَ شُكْرًۭا ۚ وَقَلِيلٌۭ مِّنْ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُ

“Beramallah, wahai keluarga Dawud, sebagai bentuk syukur (kepada-Ku). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba’ [34]: 13)

Ayat yang mulia ini menjelaskan tentang perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi Dawud dan keluarganya untuk beribadah dalam rangka bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah memberi nikmat dan kelebihan yang sangat banyak. Allah Subhanahu wa Ta’ala meminta Nabi Dawud serta keluarganya untuk beramal beribadah dalam rangka bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjelaskan bahwa hamba-hamba dari makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala itu banyak yang kufur, yakni sedikit yang bersyukur.

Penulis Rahimahullahu Ta’ala mengatakan: “Dawud ‘Alaihissalam telah membagi-bagi shalat. Yaitu membagi  pada dirinya, anak-anaknya, keluarganya dan istri-istrinya untuk shalat. Jadi tidak ada sesatu saat pun di waktu malam, waktu siang melainkan ada di antara keluarga Dawud yang shalat.” Sehingga rumahnya dipenuhi dengan ibadah. Ini merupakan rumah yang berkah dan ini adalah contoh yang bagus sekali.

Ada sebuah hadits yang menjelaskan tentang ibadahnya Nabi Dawud ‘Alaihissalam yang dipuji oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Yaitu hadits dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu, Bahwa beliau berkata: “Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diberi informasi, bahwa aku berkata, “Sesungguhnya demi Allah, aku akan puasa di siang hari dan shalat di malam hari. selama aku hidup.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata (kepada Abdullah bin Amr): ”Apakah engkau yang mengatakan demi Allah aku akan puasa pada siang hari terus menerus dan shalat malam terus menerus selama engkau hidup?  Kemudian aku menjawab: “Aku telah mengatakannya.” Kemudian Rasulullah berkata,” Engkau (Abdullah bin Amr) tidak akan sanggup. Puasalah, berbukalah, shalatlah, tidurlah dan Puasalah setiap bulannya 3 hari, karena satu kebaikan akan dilipat gandakan pahalanya menjadi 10 kebaikan. Jika engkau berpuasa 3 hari dalam satu bulan maka seakan-akan engkau berpuasa selama satu tahun”.

Aku berkata: “Wahai Rasulullah aku memiliki kesanggupan yang lebih baik dari itu.” Kemudian Rasul berkata:” Kalau begitu maka engkau hendaknya puasa sehari kemudian berbuka 2 hari.” Aku berkata:  Wahai Rasul, aku lebih aku punya kemampuan yang lebih utama dan lebih kuat dari itu.” Kemudian Rasulullah berkata: Jikalau begitu berpuasalah sehari dan berbukalah sehari. Itu adalah puasanya Nabi Dawud dan itu puasa yang paling adil (pertengahan).” Aku berkata: “Wahai Rasulullah, aku sanggup lebih dari itu.” Kemudian Rasul berkata, “Tidak, tidak ada yang lebih utama dari itu (Puasa Dawud). Puasa yang paling dicinta oleh Allah adalah puasanya Nabi Dawud. Beliau puasa sehari, berbuka sehari. Dan Shalat yang paling dicinta oleh Allah Shalatnya Nabi Daud. Beliau tidur setengah malam, kemudian bangun sepertiganya, kemudian tidur lagi seperenamnya.”

Ketahuilah bahwasanya badan juga punya hak. Dan ini yang dicontohkan oleh Rasul kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Jikalau ada orang yang shalat malam kemudian ia tidak tidur, di sisi lain ada yang tidur namun susah untuk bangun. Di satu sisi ada yang berpuasa terus menerus namun tidak berbuka.  Kemudian ada yang tidak mau menikah, dia hanya mau beribadah. Di sisi lain, ada seseorang yang menikah namun tidak beribadah. Maka ini semua adalah hal yang tidak bagus dan merupakan hal yang sangat berlebihan. Oleh karena itu, sesungguhnya Islam itu sunnah pertengahan dan ini yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Kemudian Penulis Rahimahullahu Ta’ala mengatakan: ”Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan anugerah yang sangat besar kepada Nabi Dawud, Nabi Dawud diberi oleh Allah anak yang shalih Juga ada pada dirinya kekuasaan dan kenabian, dia adalah Nabi Sulaiman.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَوَهَبْنَا لِدَاوُۥدَ سُلَيْمَٰنَ ۚ نِعْمَ ٱلْعَبْدُ ۖ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٌۭ

“Dan Kami anugerahkan kepada Dawud (seorang anak bernama) Sulaiman. Dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia adalah orang yang suka kembali (kepada Allah).” (QS. Shad [38]: 30)

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

وَوَرِثَ سُلَيْمَٰنُ دَاوُۥدَ

“Dan Sulaiman mewarisi (kenabian dan ilmu) dari Dawud.” (QS. An-Naml [27]: 16)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan Nabi Dawud. Allah mengampuninya dan menjanjikannya az-zulfā kedudukan yang dekat di sisi-Nya dan kemuliaan yang agung.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surah Shad ayat 25:

فَغَفَرْنَا لَهُۥ ذَٰلِكَ ۖ وَإِنَّ لَهُۥ عِندَنَا لَزُلْفَىٰ وَحُسْنَ مَـَٔابٍۢ

“Maka Kami mengampuninya. Dan sungguh, dia memiliki kedudukan yang dekat di sisi Kami dan tempat kembali yang baik.” (QS. Ṣād [38]: 25)

Ibnu Katsir Rahimahullah berkata tentang ayat ini: “Sesungguhnya ia (Nabi Dawud) pada hari Kiamat kelak memiliki kedudukan yang dekat dengan Allah. Allah mendekatkannya, dan (memberinya) sebaik-baik tempat kembali. Yaitu derajat-derajat yang sangat tinggi di surga karena kenabiannya dan keadilan yang sempurna pada kerajaannya.”

Raja yang adil, presiden yang adil, dan pemimpin yang adil dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala derajat yang tinggi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil di sisi Allah kelak berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya, kedudukannya di sebelah kanan Allah Yang Maha Pengasih ‘Azza wa Jalla. Dan kedua tangan Allah adalah kanan. Mereka adalah orang-orang yang berlaku adil dalam hukum mereka, terhadap keluarga mereka, dan pada semua urusan yang mereka emban.” (HR. Muslim)

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kepada Dawud ilmu dan hikmah, serta menjadikannya khalifah di muka bumi. Allah berfirman dalam Surah An-Naml ayat 15:

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ وَسُلَيْمَـٰنَ عِلْمًۭا ۖ وَقَالَا ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٍۢ مِّنْ عِبَادِهِ ٱلْمُؤْمِنِينَ

“Dan sungguh, Kami telah memberikan ilmu kepada Dawudd dan Sulaiman. Keduanya berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah melebihkan kami berdua atas banyak hamba-Nya yang beriman.’” (QS. An-Naml [27]: 15)

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak dan download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian

Mari turut membagikan link download kajian “Keutamaan Nabi Dawud” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.

Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com

Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :

Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55288-keutamaan-nabi-dawud/